Kamis, 05 Maret 2015

Aku Tanpa-MU Butiran Debu


 
“Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, Aku tenggelam dalam lautan duka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, Aku tanpamu butiran debu…”

Ini adalah  bagian lirik lagu yang popular beberapa waktu yang lalu. Tak hanya dikalangan anak muda, namun juga orang dewasa. Sebuah lagu yang dipopulerkan oleh seorang penyanyi pendatang baru Indonesia, Rumor dengan judul lagu Butiran Debu.

Lagu ini cukup menarik animo masyarakat dengan lirik dan iringan melodi yang menyentuh perasaan. Namun bila kita perhatikan bagian refrain yang tertulis di atas, ada satu konsep yang sangat Teologis yang sangat erat dalam kehidupan kita.

Kejadian 2:7 dituliskan bahwa kita diciptakan dari debu tanah (dust of the ground, terjemahan King James) yang dihembuskan nafas hidup. Debu berbeda dengan tanah. Tanah memiliki bentuk yang padat sehingga mudah untuk dibentuk, namun debu tidak sepadat tanah dan juga partikelnya sangat kecil, lebih kecil dari tanah. Manusia biasa tidak akan mampu membuat suatu hal dari debu, seperti halnya membuat sesuatu dari tanah.

Tuhan tidak memakai besi yang lebih keras untuk menciptakan manusia, tidak memakai emas yang lebih berharga, tidak memakai api atau air, tidak juga memakai bahan-bahan kuat dan berharga yang lain
Tuhan mengolah debu yang kecil, lemah, tidak berharga, bahkan mudah diterpa angin, menjadi suatu karya yang ajaib, menjadi gambaran citraNya (Imago Dei) yakni manusia. Dia menjadikan debu itu menjadi ciptaan yang baik dengan nafas hidup. Tanpa nafas hidup yang dari Tuhan kita hanyalah debu. Jadi tetaplah berpegang kepada Tuhan, jangan pernah meninggalkan Dia, jangan pernah merasa kita sanggup sendiri…
Ingat… aku tanpa-MU butiran debu
                                                                                                                                                                                    (doc. Gilang R. Putra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar