“Aku
terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, Aku tenggelam dalam lautan duka dalam
Aku
tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, Aku tanpamu butiran debu…”
Ini adalah bagian lirik lagu yang popular beberapa waktu
yang lalu. Tak hanya dikalangan anak muda, namun juga orang dewasa. Sebuah lagu
yang dipopulerkan oleh seorang penyanyi pendatang baru Indonesia, Rumor dengan
judul lagu Butiran Debu.
Lagu ini cukup menarik animo masyarakat
dengan lirik dan iringan melodi yang menyentuh perasaan. Namun bila kita
perhatikan bagian refrain yang tertulis di atas, ada satu konsep yang sangat
Teologis yang sangat erat dalam kehidupan kita.
Kejadian 2:7 dituliskan bahwa kita
diciptakan dari debu tanah (dust of the ground, terjemahan King James) yang
dihembuskan nafas hidup. Debu berbeda dengan tanah. Tanah
memiliki bentuk yang padat sehingga mudah untuk dibentuk, namun debu tidak
sepadat tanah dan juga partikelnya sangat kecil, lebih kecil dari tanah.
Manusia biasa tidak akan mampu membuat suatu hal dari debu, seperti halnya
membuat sesuatu dari tanah.
Tuhan tidak memakai besi yang lebih
keras untuk menciptakan manusia, tidak memakai emas yang lebih berharga, tidak
memakai api atau air, tidak juga memakai bahan-bahan kuat dan berharga yang
lain
Tuhan mengolah debu yang kecil, lemah,
tidak berharga, bahkan mudah diterpa angin, menjadi suatu karya yang ajaib,
menjadi gambaran citraNya (Imago Dei) yakni manusia. Dia menjadikan debu itu
menjadi ciptaan yang baik dengan nafas hidup. Tanpa nafas hidup yang dari Tuhan
kita hanyalah debu. Jadi tetaplah berpegang kepada Tuhan, jangan pernah
meninggalkan Dia, jangan pernah merasa kita sanggup sendiri…
Ingat… aku tanpa-MU butiran debu
(doc.
Gilang R. Putra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar